Kisah Nabi Luth Alaihissalam

Kisah Nabi Luth Alaihissalam, Kisah Nabi Luth AS, Kisah sahih nabi Luth as, kisah 25 nabi, kisah nabi luth lengkap,kisah nabi luth dan laut mati, kisah nabi luth dan istrinya, kisah nabi luth dan kaum sodom, Kisah 25 Nabi Allah Swt, Cerita Nabi, Kumpulah Kisah 124000 Nabi, Kisah Sahabat R.A, Kisah Sahabiyah Siti Khadijah
Kisah Nabi Luth Alaihissalam dan Umatmya di Azab


Kisah Nabi Luth Alaihissalam - Kisah Nabi Luth AS, Kisah Sahih Nabi Luth as Nabi Luth ‘alaihissalam berhijrah bersama pamannya Nabi Ibrahim ‘alaihissalam menuju Mesir. Keduanya tinggal di sana beberapa lama, lalu kembali ke Palestina. Di tengah perjalanan menuju Palestina, Nabi Luth meminta izin kepada pamannya Nabi Ibrahim ‘alaihissalam untuk pergi menuju negeri Sadum (di dekat laut mati di Yordan) karena Allah telah memilihnya sebagai Nabi-Nya dan Rasul-Nya yang diutus kepada negeri tersebut, maka Nabi Ibrahim mengizinkannya dan Nabi Luth pun pergi ke Sadum serta menikah di sana.

Jika saudara muslimku satu kaliamat لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ (La Ilaha Illallah) belum membaca kisah Nabi Ibrahim As bisa baca disini Kisah Nabi Ibrahim Alaihissalam

Allah Ta’ala mengutus Nabi Hud ‘alaihissalam kepada bangsa ‘Aad, generasi pertama yang tinggal di daerah Ahqaf di wilayah Hadhramaut, ketika semakin bertambah kejahatan dan kesewenang-wenangan mereka terhadap para hamba Allah. Mereka berkata:

مَنْ أَشَدُّ مِنَّا قُوَّةً

“Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?” (Fushshilat:15)

Selain itu, kaum ‘Aad juga melakukan kesyirikan terhadap Allah dan kedustaan terhadap para rasul. Maka, Allah mengutus Nabi Hud ke tengah-tengah mereka untuk mengajak mereka agar menyerahkan semua ibadah hanya untuk Allah satu-satunya dan melarang dari perbuatan syirik dan kesewenang-wenangan terhadap hamba-hamba Allah. Beliau mengajak kaumnya dengan segala cara dan mengingatkan mereka akan berbagai nikmat yang telah Allah berikan berupa kebaikan dunia, kelebihan rizki dan kekuatan tubuh. Tapi mereka menolak seruan tersebut dan menampakkan sikap sombong, tidak mau menyambut seruan Nabi Hud. Mereka bahkan mengatakan:

يَا هُودُ مَا جِئْتَنَا بِبَيِّنَةٍ

“Wahai Hud, kamu tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti yang nyata.” (Hud: 53)

Mereka telah melakukan kedustaan dengan pernyataan ini. Karena tidak ada satu nabi-pun, melainkan pasti telah Allah berikan ayat-ayat, yang semestinya dengan ayat itu semua orang akan beriman. Seandainya tidak ada yang menjadi ayat-ayat (tanda-tanda kebenaran) para rasul tersebut kecuali ajaran agama yang mereka bawa itu sendiri, itu pun sudah cukup menjadi dalil atau bukti paling utama bahwasanya ajaran agama ini adalah dari sisi Allah. Di samping kokoh dan sistematisnya untuk kemaslahatan manusia, kapan dan di mana saja, sesuai dengan situasi dan kondisi. Kebenaran berita yang ada dalam agama ini berupa perintah terhadap semua kebaikan dan larangan dari segala kejahatan, turut menjadi bukti kebenaran para rasul. Juga masing-masing rasul itu membenarkan rasul yang datang sebelumnya dan menjadi saksi akan kebenaran dakwahnya. Sekaligus membenarkan dan menjadi saksi pula bagi rasul yang akan datang setelahnya.

Nabi Hud sendirian dalam berdakwah, menganggap mimpi-mimpi kaumnya sebagai suatu kebodohan dan menyatakan mereka sesat, serta mencela sesembahan mereka. Sementara kaum Nabi Hud adalah orang-orang yang tubuhnya sangat kuat dan suka berbuat sewenang-wenang. Mereka menakut-nakuti Nabi Hud dengan sesembahan mereka. Bila beliau tidak berhenti, niscaya Nabi Hud –menurut ancaman mereka- akan ditimpa penyakit kegilaan dan kejelekan. Namun Nabi Hud justru terang-terangan melemparkan tantangan kepada mereka, dan berkata:

إِنِّي أُشْهِدُ اللَّهَ وَاشْهَدُوا أَنِّي بَرِيءٌ مِّمَّا تُشْرِكُونَ

مِن دُونِهِ ۖ فَكِيدُونِي جَمِيعًا ثُمَّ لَا تُنظِرُونِ

إِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ رَبِّي وَرَبِّكُم ۚ مَّا مِن دَابَّةٍ إِلَّا هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا ۚ إِنَّ رَبِّي عَلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ

“Sesungguhnya aku jadikan Allah sebagai saksiku, dan saksikanlah oleh kalian bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian persekutukan, dari selain-Nya. Sebab itu jalankanlah tipu daya kalian semuanya terhadapku dan janganlah kalian memberi tangguh kepadaku. Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah Rabb-ku dan Rabb kalian. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Rabbku di atas jalan yang lurus.” (Hud: 54-56)

Maka ayat mana lagi yang lebih besar dari tantangan Nabi Hud kepada musuh-musuhnya yang sangat menentang seruan beliau dengan berbagai macam cara. Ketika kejahatan mereka telah melampaui batas, Nabi Hud meninggalkan dan mengancam mereka dengan turunnya adzab Allah. Maka datanglah adzab tersebut menyebar di seluruh cakrawala. Mereka dilanda kekeringan yang parah dan sangat membutuhkan siraman air hujan. Di saat mereka dalam keadaan bergembira dan berkata:

هَٰذَا عَارِضٌ مُّمْطِرُنَا

“Inilah awan yang akan menurunkan hujan.” (Al-Ahqaf: 24)

Allah pun berfirman:

بَلْ هُوَ مَا اسْتَعْجَلْتُم بِهِ ۖ

“(Bukan)! Bahkan itulah adzab yang kalian minta supaya datang dengan segera.” (Al-Ahqaf: 24)

Yaitu, kalian minta disegerakan dengan ucapan kalian: “Datangkanlah apa yang engkau janjikan kepada kami kalau engkau orang yang benar.”

Allah berfirman:

رِيحٌ فِيهَا عَذَابٌ أَلِيمٌ

تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍ

“(Yaitu) angin yang mengandung adzab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu.” (Al-Ahqaf: 24-25)

Yakni, menghancurkan semua yang dilaluinya. Allah berfirman:

سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَىٰ كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ

“Yang Allah timpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus. Maka kamu lihat kaum ‘Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk).” (Al-Haqqah: 7)


Kisah Nabi Luth Alaihissalam, Kisah Nabi Luth AS, Kisah sahih nabi Luth as, kisah 25 nabi, kisah nabi luth lengkap,kisah nabi luth dan laut mati, kisah nabi luth dan istrinya, kisah nabi luth dan kaum sodom, Kisah 25 Nabi Allah Swt, Cerita Nabi, Kumpulah Kisah 124000 Nabi, Kisah Sahabat R.A, Kisah Sahabiyah Siti Khadijah
Kisah Nabi Luth Alaihissalam

فَأَصْبَحُوا لَا يُرَىٰ إِلَّا مَسَاكِنُهُمْ ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْقَوْمَ الْمُجْرِمِينَ

“Maka jadilah mereka tidak ada yang terlihat lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa.” (Al-Ahqaf: 25)

Semua itu terjadi di saat mereka dahulunya senantiasa tertawa gembira, kemuliaan yang baligh (nyata), kemewahan dunia yang berlimpah, dan seluruh kabilah dan daerah-daerah di sekitarnya tunduk kepada mereka. Kemudian tiba-tiba Allah kirimkan kepada mereka angin yang sangat kencang dalam beberapa hari secara terus-menerus agar mereka merasakan siksaan yang menghinakan dalam kehidupan dunia. Padahal sungguh adzab akhirat itu lebih menghinakan sedangkan mereka tidak diberi pertolongan.

وَأُتْبِعُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ أَلَا إِنَّ عَادًا كَفَرُوا رَبَّهُمْ ۗ أَلَا بُعْدًا لِّعَادٍ قَوْمِ هُودٍ

“Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini, dan (begitu pula) di hari kiamat. Ingatlah, sesungguhnya kaum ‘Aad itu kafir kepada Rabb mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum ‘Aad (yaitu) kaumnya Hud itu.” (Hud: 60)

Allah menyelamatkan Nabi Hud serta orang-orang yang beriman bersama beliau. Sesungguhnya di dalam kisah ini benar-benar terdapat ayat yang menunjukkan kesempurnaan kekuasaan Allah dan pemuliaan-Nya terhadap para rasul dan para pengikut mereka, pertolongan Allah kepada mereka di dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat). Juga ayat tentang batilnya kesyirikan, dan kesudahannya yang sangat buruk dan mengerikan, dan juga di dalamnya terdapat ayat atau bukti atas kehidupan sesudah mati dan dikumpulkannya seluruh manusia. Beberapa pelajaran penting dari kisah Nabi Hud Sebagaimana juga dalam kisah Nabi Nuh, di dalam kisah ini terdapat beberapa faedah yang sama pada semua rasul. Faedah-faedah itu antara lain:

1. Allah Ta’ala dengan hikmah-Nya mengisahkan kepada kita berita umat-umat yang bertetangga dengan kita di Jazirah Arab dan sekitarnya.

Al Qur’an telah menyebutkan metode paling tinggi dalam memberikan pelajaran atau peringatan. Allah juga telah menerangkan berbagai pelajaran dengan keterangan yang sebenar-benarnya. Tentunya tidak diragukan lagi bahwa di daerah-daerah lain yang lebih jauh dari kita, di Timur atau di Barat, telah Allah utus seorang Rasul kepada mereka. Begitu pula telah dipaparkan bagaimana sambutan, penolakan, atau pemuliaan serta akibat yang mereka terima. Tidak ada satu umat pun melainkan telah Allah utus kepada mereka seorang Rasul.

Sangat bermanfaat bagi kita untuk mengingat keadaan daerah-daerah di sekitar kita serta apa yang kita terima dari generasi ke generasi. Juga apa yang dapat kita saksikan dari peninggalan mereka ketika kita melewati (bekas-bekas) tempat kediaman mereka setiap saat dan kitapun memahami bahasa mereka, dan tabiat mereka lebih dekat kepada tabiat yang ada pada kita. Tentu saja manfaat ini sangat besar, dan lebih pantas kita ingat daripada memaparkan keadaan umat yang belum pernah kita dengar tentang mereka, yang tidak kita kenal bahasa mereka dan tidak sampai kepada kita keadaan mereka seperti yang Allah ceritakan kepada kita. Dari sini dapat disimpulkan bahwa mengingatkan orang dengan sesuatu yang lebih dekat dengan pemahaman mereka, lebih sesuai dengan keadaan mereka serta lebih mudah mereka dapatkan, akan lebih bermanfaat bagi mereka dibanding yang lain.

Tentunya lebih pantas untuk disebutkan dengan cara yang lain meskipun juga mengandung kebenaran. Namun kebenaran itu bertingkat-tingkat. Seorang pengajar atau pendidik bila dia menempuh cara ini, dan berupaya keras menyebarkan ilmu dan kebaikan kepada manusia dengan jalan-jalan yang mereka kenal, tidak membuat umat lari dari dakwah atau dengan suatu metode yang lebih tepat untuk menegakkan hujjah terhadap mereka, niscaya akan bermanfaat. Allah telah mengisyaratkan hal ini pada bagian akhir kisah bangsa ‘Aad. Firman Allah:

وَلَقَدْ أَهْلَكْنَا مَا حَوْلَكُم مِّنَ الْقُرَىٰ وَصَرَّفْنَا الْآيَاتِ

“Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan negeri-negeri di sekitarmu, dan Kami telah mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami berulang-ulang.” (Al-Ahqaf: 27)

Yakni telah Kami sebutkan berbagai macam ayat atau tanda kekuasaan Kami:

لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Supaya mereka kembali (bertaubat).” (Al-Ahqaf: 27)

Yaitu agar lebih mudah untuk mendapatkan pelajaran.

2. Menjadikan bangunan-bangunan yang besar dan megah sebagai suatu kebanggaan dan kesombongan serta perhiasan dan menindas hamba-hamba Allah dengan sewenang-wenang adalah perbuatan yang sangat tercela dan merupakan warisan generasi yang melampaui batas sebagaimana diterangkan Allah dalam kisah bangsa ‘Aad yang diingkari oleh Nabi Hud:

أَتَبْنُونَ بِكُلِّ رِيعٍ آيَةً تَعْبَثُونَ

“Apakah kalian mendirikan bangunan pada tiap-tiap tanah yang tinggi untuk bermain-main.” (Asy-Syu’ara: 128)

Secara umum bangunan untuk istana, benteng, rumah dan bangunan lainnya, mungkin saja dijadikan tempat tinggal karena memang dibutuhkan. Kebutuhan itu sendiri beraneka ragam dan berbeda-beda tingkatnya. Semua ini adalah perkara mubah (dibolehkan) dan justru menjadi wasilah (jalan) kepada kebaikan apabila disertai dengan niat yang lurus. Atau dapat pula dijadikan sebagai benteng pertahanan dari serangan musuh dan menjaga keamanan suatu daerah atau manfaat lain bagi kaum muslimin. Ini juga termasuk rangkaian jihad di jalan Allah, berkaitan dengan perintah harus berhati-hati terhadap musuh. Namun bisa saja itu semua dimanfaatkan demi kesombongan dan kekejaman terhadap hamba-hamba Allah, atau pemborosan harta yang sebetulnya dapat digunakan di jalan yang bermanfaat. Ini tentu saja merupakan hal yang sangat dicela oleh Allah pada bangsa ‘Aad atau yang lainnya.


Azab Kaum Sodom
Kiasan saat kaum sodom diturunkan azab oleh allah SWT
Faedah yang lain, bahwa akal pikiran ataupun kecerdasan dan yang mendukung semua itu serta hasil atau pengaruh yang ditimbulkan. Betapapun besar dan luasnya tetap tidak akan bermanfaat bagi pemiliknya kecuali bila ia mengimbangi dengan keimanan kepada Allah dan para rasul-Nya. Sedangkan orang yang menentang ayat-ayat Allah, mendustakan para rasul Allah, walaupun dia mendapatkan kesempatan atau diberi tangguh untuk menikmati kehidupan dunia, kesudahan yang akan dia hadapi nanti sangatlah buruk. Pendengaran, penglihatan dan akalnya tidak akan dapat membelanya sedikitpun jika datang keputusan Allah. Sebagaimana yang Allah sebutkan dalam kisah ‘Aad:

وَلَقَدْ مَكَّنَّاهُمْ فِيمَا إِن مَّكَّنَّاكُمْ فِيهِ وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَارًا وَأَفْئِدَةً فَمَا أَغْنَىٰ عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَا أَبْصَارُهُمْ وَلَا أَفْئِدَتُهُم مِّن شَيْءٍ إِذْ كَانُوا يَجْحَدُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ

“Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikitpun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka perolok-olokkan.” (Al-Ahqaf: 26)

Dalam ayat lain:

فَمَا أَغْنَتْ عَنْهُمْ آلِهَتُهُمُ الَّتِي يَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ مِن شَيْءٍ لَّمَّا جَاءَ أَمْرُ رَبِّكَ ۖ وَمَا زَادُوهُمْ غَيْرَ تَتْبِيبٍ

“Karena itu tidaklah bermanfaat sedikitpun kepada mereka sesembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu adzab Rabb-mu datang. Dan sesembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka.” (Hud: 101)

"Para utusan (malaikat) berkata: 'Hai Luth sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-sekali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu." (QS. Hud: 81)
Jangan berkeluh kesah wahai Luth dan jangan takut. Kami adalah para malaikat, dan kaum itu tidak akan mampu menyentuhmu. Tiba-tiba pintu terbelah. Jibril bangkit dan ia menunjuk dengan tangannya secara cepat sehingga kaum itu kehilangan matanya. Lalu mereka tampak serampangan di dalam dinding dan mereka keluar dari rumah dan mereka mengira bahwa mereka memasukinya. Jibril as menghilangkan mata mereka.
Allah SWT berfirman:
"Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka), lalu kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa azab yang kekal." (QS. al-Qamar: 37-38)
Para malaikat menoleh kepada Nabi Luth dan memerintahkan kepadanya untuk membawa keluarganya di tengah malam dan keluar. Mereka mendengar suara yang sangat mengerikan dan akan menggoncangkan gunung. Siksa apa ini? Ini adalah siksa dari bentuk yang aneh. Para malaikat memberitahunya bahwa istrinya termasuk orang-orang yang menentangnya. Istrinya adalah seorang kafir seperti mereka, sehingga jika turun azab kepada mereka, maka ia pun akan menerimanya.
Keluarlah wahai Luth karena keputusan Tuhanmu telah ditetapkan. Nabi Luth bertanya kepada malaikat: "Apakah sekarang akan turun azab kepada mereka?" Para malaikat memberitahunya bahwa mereka akan terkena azab pada waktu Subuh. Bukankah waktu Subuh itu sangat dekat?
Allah berfirman SWT:
"Pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorang pun di antara kalian yang tertinggal, kecuali istrimu Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka adalah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?" (QS. Hud: 81)
Nabi Luth keluar bersama anak-anak perempuannya dan istrinya. Mereka keluar di waktu malam. Dan tibalah waktu Subuh. Kemudian datanglah perintah Allah SWT:
"Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang lalim. " (QS. Hud: 82-83)
Para ulama berkata: "Jibril menghancurkan dengan ujung sayapnya tujuh kota mereka. Jibril mengangkat semuanya ke langit sehingga para malaikat mendengar suara ayam-ayam mereka dan gonggongan anjing mereka. Jibril membalikkan tujuh kota itu dan menumpahkannya ke bumi. Saat terjadi kehancuran, langit menghujani mereka dengan batu-batu dari neraka Jahim. Yaitu batu-batu yang keras dan kuat yang datang silih berganti. Neraka Jahim terus menghujani mereka sehingga kaum Nabi Luth musnah semuanya. Tiada seorang pun di sana. Semua kota-kota hancur dan ditelan bumi sehingga terpancarlah air dari bumi. Hancurlah kaum Nabi Luth dan hilanglah kota-kota mereka. Nabi Luth mendengar suara-suara yang mengerikan. Istrinya melihat sumber suara dan dia pun musnah."
Allah SWT berfirman tentang kota-kota Luth:
"Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu. Dan Kami tidak mendapati di negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang-orang yang berserah diri. Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada siksa yangpedih. " (QS. adz-Dzariyat: 35-37)
"Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak dijalan yang masih tetap (dilalui manusia)." (QS. al-Hijr: 76)
"Dan sesungguhnya kamu (hai penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (behas-bekas) mereka di waktu pagi, dan diwaktu malam. Maka apakah kamu tidak memikirkannya." (QS. ash-Shaffat: 137-138)
Yakni ia adalah bukti kekuasaan Allah SWT yang zahir. Para ulama berkata: "Bahwa kota-kota yang tujuh menjadi danau yang aneh di mana airnya asin dan deras airnya lebih besar dari derasnya air laut yang asin. Dan di dalam danau ini terdapat batu-batu tarnbang yang mencair. Ini mengisyaratkan bahwa batu-batu yang ditimpakan pada kaum Nabi Luth menyerupai butiran-butiran api yang menyala. Ada yang mengatakan bahwa danau yang sekarang bernama al-Bahrul Mayit yang terletak di Palestina adalah kota-kota kaum Nabi Luth."
Tamatlah riwayat kaum Nabi Luth dari bumi. Akhirnya, Nabi Luth menemui Nabi Ibrahim. Beliau menceritakan berita tentang kaumnya. Beliau heran ketika mendengar bahwa Nabi Ibrahim juga mengetahuinya. Nabi Luth terus melanjutkan misi dakwahnya di jalan Allah SWT seperti Nabi Ibrahim. Mereka berdua tetap menyebarkan Islam di muka bumi.

Semoga allah SWT melimpahkan rahmatnya kepada kita dan hidayahnya untuk umat seluruh alam, agar kita menjadi umat yang di ridhoi allah dengan kasih sayangnya, kebenaran dari kisah nabi luth as hanya allah SWT mengetahui. dan apa saja yang kita baca dari kisah diatas bisa menjadi iktibar untuk diri kita dan untuk sempurnanya saya tutup dengan doa kifarah :

Doa Kaffarah (pembersih) majlis

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

Subhaanaka Allaahumma wa bihamdika, 'ash-hadu 'an laa 'ilaaha 'illaa 'Anta, 'astaghfiruka wa 'atoobu 'ilayka.

Maha suci Engkau Ya Allah, dengan memujiMu, aku mengaku bahawa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Engkau. Aku memohon keampunan dan aku bertaubat kepadaMu.
(Setiap kali Rasulullah SAW duduk di suatu tempat, apabila selesai membaca Al-Quran dan selesai melakukan solat, Baginda mengakhirinya dengan membaca kalimah (Doa') ini.)
Ref:Abu Dawud, Ibn Majah, At-Tirmizi and An-Nasa'i, Ahmad 6/77

Kisah Nabi Luth Alaihissalam, Kisah Nabi Luth AS, Kisah sahih nabi Luth as, kisah nabi luth lengkap, kisah 25 nabi, kisah nabi luth dan laut mati, kisah nabi luth dan istrinya, kisah nabi luth dan kaum sodom, Kisah 25 Nabi Allah Swt, Cerita Nabi, Kumpulah Kisah 124000 Nabi, Kisah Sahabat R.A, Kisah Sahabiyah Siti Khadijah

Sumber : http://salafy.or.id/blog/2012/06/19/kisah-nabi-hud-alaihissalam/
http://quran.al-shia.org/id/qesseh-quran/06.htm
doa kaffarah dari : http://matahati-mama.blogspot.co.id/2014/05/tasbih-kifarah-doa-pembersih-majlis.html
Load disqus comments

0 komentar