Kisah Abu Bakar Dari Lahir Hingga Wafat

    بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم
Kisah Abu Bakar Dari Lahir Hingga Wafat, kisah abu bakar dan umar bin khattab, kisah abu bakar dari lahir sampai wafat, kisah abu bakar ash shiddiq, kisah teladan abu bakar, kisah abu bakar menjadi khalifah, kepemimpinan abu bakar ash shiddiq, muhammad bin abu bakar, abu bakar anak,
Kisah Abu Bakar Dari Lahir Hingga Wafat
Kisah Abu Bakar Dari Lahir Hingga Wafat - Assalamualaikum wr wb hai saudara muslimku sekarang kita masuk ke artikel tentang para sahabat radhiallahu anhu, sekarang ini kalian sedang membaca artikel tentang kisah sahabat abu bakar as siddiq baiklah saya tidak akan memperpanjang tentang basa basi singkat ini.

Silsilah Abu Bakar Ash Siddiq

Nama lengkapnya adalah 'Abdullah bin 'Utsman bin Amir bin Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Quraisy. Bertemu nasabnya dengan nabi pada kakeknya Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay, dan ibu dari Abu Bakar adalah Ummu al-Khair Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim yang berarti ayah dan ibunya sama-sama dari kabilah Bani Taim.

Abu Bakar adalah ayah dari Aisyah, istri Nabi Muhammad. Nama yang sebenarnya adalah Abdul Ka'bah (artinya 'hamba Ka'bah'), yang kemudian diubah oleh Muhammad menjadi Abdullah (artinya 'hamba Allah'). Muhammad memberinya gelar Ash-Shiddiq (artinya 'yang berkata benar') setelah Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra Mi'raj yang diceritakan oleh Muhammad kepada para pengikutnya, sehingga ia lebih dikenal dengan nama "Abu Bakar ash-Shiddiq".sahabat Rasulullah

Awal kehidupan Abu Bakar R.A

Abu Bakar ash-Shiddiq dilahirkan di kota Mekah dari keturunan Bani Taim (ayah dan ibunya sama-sama dari kabilah Bani Taim), sub-suku bangsa Quraisy. Beberapa sejarawan Islam mencatat ia adalah seorang pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi, seorang yang terpelajar, serta dipercaya sebagai orang yang bisa menafsirkan mimpi.

Abu Bakar Menjadi Saudagar

Abu Quhafah adalah seorang saudagar yang sukses. Karena kepandaiannya dalam berdagang, ia dikenal sebagai saudagar yang kaya raya di kota Mekkah. Ia tidak hanya berdagang di kota Mekkah, tetapi juga sampai ke Syam dan Syria. Abu Quhafah tetap menyayangi Abu Bakar, meskipun Abu Bakar tidak mau menyembah berhala. Ia mengajak Abu Bakar berdagang dari satu tempat ke tempat lain. Kepada Abu Bakar, Abu Quhafah mengajari cara memilih barang dagangan dan cara memasarkannya. Setelah menginjak dewasa, Abu Bakar mengikuti jejak ayahnya sebagai seorang sudagar. Akhirnya ia juga berhasi menjadi seorang saudagar yang sukses.

Abu Bakar R.A Memeluk Islam 

Dalam kitab Hayatussahabah, bab Dakwah Muhammad kepada perorangan, dituliskan bahwa Abu bakar masuk Islam setelah diajak oleh nabi.[2] Abubakar kemudian mendakwahkan ajaran Islam kepada Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Sa'ad bin Abi Waqas dan beberapa tokoh penting dalam Islam lainnya.

Istrinya Qutaylah binti Abdul Uzza tidak menerima Islam sebagai agama sehingga Abu Bakar menceraikannya. Istrinya yang lain, Ummu Ruman, menjadi Muslimah. Juga semua anaknya kecuali 'Abd Rahman bin Abu Bakar, sehingga ia dan 'Abd Rahman berpisah.

Gelar Ash-Shiddiq Untuk Abu Bakar

Rasulullah member gelar Ash-Shiddiq kepada Abu Bakar. Gelar ini berkaitan dengan tanggapan kaum musyrik Quraisy terhadap peristiwa Isra Miraj. Setelah mengalami peristiwa Isra Miraj, Rasulullah mengabarkan kejadian itu kepada kaum kafir Quraisy. Mendengar cerita Rasulullah, kaum Quraisy menertawakan Rasulullah.

Mereka menganggap Rasulullah sebagai orang gila. Sebagian kaum Quraisy pun segera mendatangi Abu Bakar. Mereka berkata, “Wahai Atiq (panggilan Abu Bakar), temuilah temanmu yang berada di samping Ka’bah. Ia mengatakan kepada kami bahwa Tuhannya telah memperjalankan dirinya ke Masjidil Aqsa dalam waktu semalam. Bukankah engkau mengetahui dibutuhkan waktu sebulan untuk sampai di Masjidil Aqsa ?” Dengan tegas dan wajah berseri-seri, Abu Bakar menjawab, “Apa yang aneh dari berita itu ? Bahkan aku akan mempercayainya berita yang lebih aneh dari itu”. Setelah itu, Abu Bakar segera mendatangi Rasulullah. Sambil memeluk Rasulullah, Abu Bakar berkata, “Ya Rasulullah, engkau benar… engkau benar. Demi Allah, apa yang engkau katakana adalah benar. Sejak itu, Abu Bakar mendapat gelar Ash-Shiddiq dari Rasulullah. Ash-Shiddiq artinya orang yang senantiasa membenarkan.

Abu Bakar Dan Penyiksaan oleh Quraisy

Sebagaimana yang juga dialami oleh para pemeluk Islam pada masa awal. Ia juga mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh penduduk Mekkah yang mayoritas masih memeluk agama nenek moyang mereka. Namun, penyiksaan terparah dialami oleh mereka yang berasal dari golongan budak. Sementara para pemeluk non budak biasanya masih dilindungi oleh para keluarga dan sahabat mereka, para budak disiksa sekehendak tuannya. Hal ini mendorong Abu Bakar membebaskan para budak tersebut dengan membelinya dari tuannya kemudian memberinya kemerdekaan. Salah seorang budak yang dibelinya lalu kemudian dibebaskan adalah Bilal bin Rabah.

Ketika peristiwa Hijrah, saat Nabi Muhammad pindah ke Madinah (622 M), Abu Bakar adalah satu-satunya orang yang menemaninya. Abu Bakar juga terikat dengan Nabi Muhammad secara kekeluargaan. Anak perempuannya, Aisyah menikah dengan Nabi Muhammad beberapa saat setelah Hijrah.

Selama masa sakit Rasulullah saat menjelang wafat, dikatakan bahwa Abu Bakar ditunjuk untuk menjadi imam salat menggantikannya, banyak yang menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar akan menggantikan posisinya. Bahkan 'pun setelah Nabi SAW telah meninggal dunia, Abu Bakar Ash-Shiddiq dianggap sebagai sahabat Nabi yang paling tabah menghadapi meninggalnya Nabi SAW ini. Segera setelah kematiannya, dilakukan musyawarah di kalangan para pemuka kaum Anshar dan Muhajirin di Tsaqifah bani saidah yang terletak di Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu Bakar sebagai pemimpin baru umat Islam atau khalifah Islam pada tahun 632 M.

Apa yang terjadi saat musyawarah tersebut menjadi sumber perdebatan. Penunjukan Abu Bakar sebagai khalifah adalah subyek kontroversial dan menjadi sumber perpecahan pertama dalam Islam, dimana umat Islam terpecah menjadi kaum Sunni dan Syi'ah. Di satu sisi kaum Syi'ah percaya bahwa seharusnya Ali bin Abi Thalib (menantu nabi Muhammad) yang menjadi pemimpin dan dipercayai ini adalah keputusan Rasulullah sendiri, sementara kaum suni berpendapat bahwa Rasulullah menolak untuk menunjuk penggantinya. Kaum sunni berargumen bahwa Muhammad mengedepankan musyawarah untuk penunjukan pemimpin. Sementara muslim syi'ah berpendapat bahwa nabi dalam hal-hal terkecil seperti sebelum dan sesudah makan, minum, tidur, dan lain-lain, tidak pernah meninggal umatnya tanpa hidayah dan bimbingan apalagi masalah kepemimpinan umat terahir. Banyak hadits yang menjadi Referensi dari kaum Sunni maupun Syi'ah tentang siapa khalifah sepeninggal rasulullah. Terlepas dari kontroversi dan kebenaran pendapat masing-masing kaum tersebut, Ali sendiri secara formal menyatakan kesetiaannya (berbai'at) kepada Abu Bakar dan dua khalifah setelahnya (Umar bin Khattab dan Usman bin Affan). Kaum sunni menggambarkan pernyataan ini sebagai pernyataan yang antusias dan Ali menjadi pendukung setia Abu Bakar dan Umar. Sementara kaum syi'ah menggambarkan bahwa Ali melakukan baiat tersebut secara pro forma, mengingat ia berbaiat setelah sepeninggal Fatimah istrinya yang berbulan bulan lamanya dan setelah itu ia menunjukkan protes dengan menutup diri dari kehidupan publik.

Perang Riddah

Segera setelah sukses Abu Bakar, beberapa masalah yang mengancam persatuan dan stabilitas komunitas dan negara Islam saat itu muncul. Beberapa suku Arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed membangkang kepada khalifah baru dan sistem yang ada. Beberapa di antaranya menolak membayar zakat walaupun tidak menolak agama Islam secara utuh.

Beberapa yang lain kembali memeluk agama dan tradisi lamanya yakni penyembahan berhala. Suku-suku tersebut mengklaim bahwa hanya memiliki komitmen dengan Nabi Muhammad dan dengan kematiannya komitmennya tidak berlaku lagi. Berdasarkan hal ini Abu Bakar menyatakan perang terhadap mereka yang dikenal dengan nama perang Riddah.

Dalam perang Ridda peperangan terbesar adalah memerangi "Ibnu Habi al-Hanafi" yang lebih dikenal dengan nama Musailamah al-Kazab (Musailamah si pendusta), yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhamad. Pasukan Musailamah kemudian dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid.

Sedangkan Musailamah sendiri terbunuh di tangan Al Wahsyi, seorang mantan budak yang dibebaskan oleh Hindun istri Abu Sufyan karena telah berhasil membunuh Hamzah Singa Allah dalam Perang Uhud. Al Wahsyi kemudian bertaubat dan memeluk Islam serta mengakui kesalahannya atas pembunuhan terhadap Hamzah. Al Wahsyi pernah berkata, "Dahulu aku membunuh seorang yang sangat dicintai Rasulullah (Hamzah) dan kini aku telah membunuh orang yang sangat dibenci rasulullah (yaitu nabi palsu Musailamah al-Kazab)."

Abu Bakar R.A Ekspedisi ke utara

Setelah menstabilkan keadaan internal dan secara penuh menguasai Arab, Abu Bakar memerintahkan para jenderal Islam melawan kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran Sassanid. Khalid bin Walid menaklukkan Irak dengan mudah sementara ekspedisi ke Suriah juga meraih sukses.

Al Qur'an

Abu Bakar juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis Al Qur'an. Dikatakan bahwa setelah kemenangan yang sangat sulit saat melawan Musailamah al-kadzdzab dalam perang Riddah atau juga dikenal dengan perang yamamah, banyak para penghafal Al Qur'an yang ikut tewas dalam pertempuran.

Umar lantas meminta Abu Bakar untuk mengumpulkan koleksi dari Al Qur'an. oleh sebuah tim yang diketuai oleh sahabat Zaid bin Tsabit, dikumpulkan lembaran al-Qur'an dari para penghafal al-Qur'an dan tulisan-tulisan yang terdapat pada media tulis seperti tulang, kulit dan lain sebagainya,setelah lengkap penulisan ini maka kemudian disimpan oleh Abu Bakar.

setelah Abu Bakar meninggal maka disimpan oleh Umar bin Khaththab dan kemudian disimpan oleh Hafsah, anak dari Umar dan juga istri dari Nabi Muhammad. Kemudian pada masa pemerintahan Usman bin Affan koleksi ini menjadi dasar penulisan teks al-Qur'an yang dikenal saat ini.

Kematian Abu Bakar R.A

Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 di Madinah karena sakit yang dideritanya pada usia 61 tahun. Abu Bakar dimakamkan di rumah putrinya Aisyah di dekat Masjid Nabawi, di samping makam Nabi Muhammad SAW.

Referensi

1.Abdul Ghani, M. Ilyas. 2005. op cit. Hal. 39-41.

2. Dakwahnya Nabi kepada Abu Bakar, Maulana Yusufrah, menulis, Diriwayatkan oleh Abu Hasan Al-Athrabulusi, sebagaimana disebutkan dalam Al-Bidayah. 3/29 dari Aisyah, ia berkata_Sejak zaman jahiliyah, Abubakar adalah kawan rasulullah. Pada suatu hari, dia hendak menemui Rosulullah saw, ketika bertemu dengan Rosulullah saw , dia berkata, "Wahai Abul Qosim (panggilan nabi), ada apa denganmu, sehingga engkau tidak terlihat di majelis kaummu dan orang-orang menuduh bahwa engkau telah berkata buruk tentang nenek moyangmu dan lain lain lagi?" Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya aku adalah utusan Allah swt dan aku mengajak kamu kepada Allah swt." setelah selesai Rosulullah saw berbicara, Abu Bakar pun langsung masuk Islam. Melihat keislamannya itu dia gembira sekali, tidak ada seorangpun yang ada di antara kedua gunung di Mekkah yang merasa gembira melebihi kegembiraan dia. Kemudian Abubakar menemui Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, dan Sa'ad bin Abi Waqas, mengajak mereka untuk masuk Islam. Lalu, merekapun masuk Islam. Hari berikutnya Abu bakar menemui Utsman bin Mazhum, Abu Ubaidah bin Jarrah, Abdurahman bin Auf, Abu Salamah bin Abdul Saad, dan Arqam bin Abil Arqam, juga mengajak mereka untuk masuk Islam, dan mereka semua juga masuk Islam.

sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Bakar_Ash-Shiddiq

Semoga allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayahnya untuk umat seluruh alam, agar kita menjadi umat yang di ridhoi allah SWTdengan kasih sayangnya, kebenaran dari Kisah Sahabat Nabi Abu Bakar hanya allah SWT mengetahui. dan apa saja yang kita baca dari kisah diatas bisa menjadi iktibar untuk diri kita dan untuk sempurnanya saya tutup dengan doa kifarah :

Doa Kaffarah (pembersih) majlis

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

Subhaanaka Allaahumma wa bihamdika, 'ash-hadu 'an laa 'ilaaha 'illaa 'Anta, 'astaghfiruka wa 'atoobu 'ilayka.

Maha suci Engkau Ya Allah, dengan memujiMu, aku mengaku bahawa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Engkau. Aku memohon keampunan dan aku bertaubat kepadaMu.
(Setiap kali Rasulullah SAW duduk di suatu tempat, apabila selesai membaca Al-Quran dan selesai melakukan solat, Baginda mengakhirinya dengan membaca kalimah tersebut.

Kisah Abu Bakar Dari Lahir Hingga Wafat, kisah abu bakar dan umar bin khattab, kisah abu bakar dari lahir sampai wafat, kisah abu bakar ash shiddiq, kisah teladan abu bakar, kisah abu bakar menjadi khalifah, kepemimpinan abu bakar ash shiddiq, muhammad bin abu bakar, abu bakar anak,
Load disqus comments

0 komentar